" Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya " (Abraham Lincoln)

DbClix

Kamis, 18 Agustus 2011

HATI SELUAS DUNIA

Posted by DJ Brooklyn Nerd On 03.22 No comments

Dulu waktu masih siaran ditempat radio yang lama, (masih awal-awal siaran juga) suka inget kalau pas siaran malam jam 10, suka grogi and nervous. maklum dulu masih sering siaran acara request siang-siang anak muda, disuruh siaran malam dengan suasana segmen yg lebih dewasa buat saya sedikit grogi. hehehe
tapi untuk kali ini saya bukan berniat posting tentang ke grogian saya dalam siaran dulu, tapi, adalah......
baiklah, pernah suatu malam saya siaran, waktu itu kalau nggak salah sekitar jam 11 an malam, karena yang request sedikit,(mungkin kebanyakan sudah pada tidur kali pendengarnya) saya harus pintar2 cari materi siaran supaya pendengar tak boring menyimak saya siaran.. (kaya ada yang dengerin saja,hahaha)
kebetulan saya suka sharing materi siaran tentang cerita isnpirasi, yang saya harap bisa memotivasi pendengar pada umumnya dan saya pada khususnya..
cerita inspirasi ini saya dapat dari browsing di internet, judulnya adalah hati seluas dunia.. langsung aja saya copy paste.. hehehe


HATI SELUAS DUNIA
Dahulu kala, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda dengan langkah lunglai dan rambut masai. Pemuda itu sepertinya tengah dirundung masalah. Tanpa membuang waktu, dia mengungkapkan keresahannya: impiannya gagal, karier, cinta, dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.

Sang Guru mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dia aduk dengan sendok.

” Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?” pinta Sang Guru.

“Asin dan pahit, pahit sekali,” jawab pemuda itu, sembari meludah ke tanah.

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga di hutan dekat kediamannya. Kedua orang itu berjalan beriringan dalam kediaman. Sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Sang Guru lalu menaburkan segenggam garam tadi ke dalam telaga. Dengan sebilah kayu, diaduknya air telaga, membuat gelombang dan riak kecil.

Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, “Coba, ambil air dari telagaini, dan minumlah.”

Saat tamu itu selesai meneguk air telaga, Sang Guru bertanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar,” sahut pemuda itu.

“Apakah kamu masih merasakan garam di dalam air itu?” tanya Sang Guru.

“Tidak,” jawab si anak muda.

Sang Guru menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk bersimpuh di tepi telaga.

“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.Tetapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita pakai. Kepahitan itu, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan: lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan cara pandang terhadap kehidupan. Kamu akan banyak belajar dari keluasan itu.”

“Hatimu anakku, adalah wadah itu. Batinmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah hatimu seluas telaga yang mampu meredam setiap kepahitan. Hati yang seluas dunia!”

Keduanya beranjak pulang. Sang Guru masih menyimpan “segenggam garam” untuk orang-orang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan hati.


itulah kisah isnpirasi yang saya jadikan sebagai bahan siaran, lumayan berkesan untuk saya. inget juga setelah saya bacain materi siaran tersebut, ada salah satu pendengar yang sms.. bilang, wah bagus banget ceritanya..

setidaknya ternyata ada yang benar-benar menyimak saya siaran. hehehe

itulah postingan kali ini yang tidak begitu penting..

regards
broklyn nerd..

0 komentar:

Posting Komentar